SIKLUS BIOGEOKIMIA
SIKLUS BIOGEOKIMIA
Gambar 1. Siklus Biogeokimia
1.
Pengertian
Siklus Biogeokimia
Siklus
biogeokimia atau yang biasa disebut dengan siklus organik-anorganik adalah
siklus unsur-unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur- unsur
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi
kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut sebagai siklus biogeokimia.
Menurut
Odum, biogeokimia adalah jalan-jalan¡ yang
bentuknya melingkar dari unsur-unsur kimia yang melewati unsure-unsur organisme
dan lingkungannya. Bio merujuk kepada organisme hidup, geo kepada bebatuan,
tanah udara dan air dari bumi, sedangkan kimia adalah komposisi kimia dari bumi
dan pertukaran unsure-unsur diantara bhan-bahan dari kerak bumi.
2. Fungsi
Fungsi Siklus Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Fungsi Siklus Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
3. Macam-macam
Siklus Biogeokimia
a)
Siklus
Nitrogen
Pada umumnya makhluk hidup tidak dapat mengambil langsung nitrogen yang ada
di udara. Tapi nitrogen dapat diambil pada proses fiksasi nitrogen oleh bakteri
Azotobacter dan Rhizobium.
Gambar 2. Siklus Nitrogen
Nitrifikasi.
· Nitritasi : proses pengubahan amonia menjadi ion nitrit oleh Nitromonas dan
Nitrococcus
· Nitratasi: proses pengubahan nitrit menjadi nitrat oleh Nitrobacter
Denitrifikasi: proses pemecahan senyawa HNO3 menjadi gas N2 oleh Pseudomonas denitrificans dan Thiobacillus denitrificans
Denitrifikasi: proses pemecahan senyawa HNO3 menjadi gas N2 oleh Pseudomonas denitrificans dan Thiobacillus denitrificans
Di alam, Nitrogen terdapat dalam
bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai
senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.
Gas nitrogen ikatannya stabil dan
sulit bereaksi, sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk
hidup. Nitrogen dalam tubuh makhluk hidup merupakan komponen penyusun asam amino
yang akan membentuk protein. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen
atau oksigen dengan bantuan kilat atau petir membentuk nitrat (NO).
Tumbuhan menyerap nitrogen dalam
bentuk nitrit ataupun nitrat dari dalam tanah untuk menyusun protein dalam
tubuhnya. Ketika tumbuhan dimakan oleh herbivora, nitrogen yang ada akan
berpindah ke tubuh hewan tersebut bersama makanan. Ketika tumbuhan dan hewan
mati ataupun sisa hasil ekskresi hewan (urine) akan diuraikan oleh dekomposer
menjadi amonium dan amonia. Oleh bakteri nitrit (contohnya Nitrosomonas),
amonia akan diubah menjadi nitrit, proses ini disebut sebagai nitritasi.
Kemudian, nitrit dengan bantuan bakteri nitrat (contohnya Nitrobacter) akan
diubah menjadi nitrat, proses ini disebut sebagai proses nitratasi.
Peristiwa proses perubahan amonia
menjadi nitrit dan nitrat dengan bantuan bakteri disebut sebagai proses
nitrifikasi. Adapula bakteri yang mampu mengubah nitrit atau nitrat menjadi
nitrogen bebas di udara, proses ini disebut sebagai denitrifikasi. Di
negara-negara maju, nitrogen bebas dikumpulkan untuk keperluan industri. Selain
karena proses secara alami melalui proses nitrifikasi, penambahan unsur
nitrogen di alam dapat juga melalui proses buatan melalui pemupukan.
b)
Siklus karbon dan Oksigen
Gambar 3. Siklus karbon dan Oksigen
Sumber karbon di alam: CO2
· CO2 di alam → fotosintesis → tumbuhan mati → karbon tersimpan di
dalam fosil
· Makhluk hidup bernapas → mengeluarkan CO2 dipakai untuk
fotosintesis
· Hewan mati → karbon tersimpan di dalam fosil
· Fosil → bahan bakar → CO2 terlepas kembali ke udara
Proses timbal balik fotosintesis dan
respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon.
Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan
aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer
melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
Akan tetapi pembakaran kayu dan
bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai
akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah
masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam
suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya.
c)
Siklus Air
Perpindahan air dari darat,
laut, sungai, rawa, atmosfer, dan antara organisme dengan lingkungan.
Gambar 4. Siklus Air
Tahapan:
a. Air dari permukaan bumi
akan menguap (evaporasi)
b. Di udara, air tersebut akan
menjadi awan dan mengalami kondensasi
c. Terjadi hujan, air turun
kembali ke permukaan bumi
Penjelasan
Air di atmosfer berada dalam bentuk
uap air. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena panas
cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena
laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di atmosfer
terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan.
Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air
tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada
di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh.
Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer.
Tranpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat.
Hewan memperoleh air langsung dari
air permukaan serta dari tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan manusia
menggunakan sekitar seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan
dan manusia sebagai urin dan keringat.
Air tanah dan air permukaan sebagian
mengalir ke sungai, kemudian ke danau dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus
Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai dengan proses Transpirasi dan
Evapotranspirasi dari air yang terdapat di permukaan bumi, lalu diikuti oleh
Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi disebut Siklus Pendek.
d)
Siklus Belerang (sulfur)
·
Sulfur → fotosintesis → hewan → protein
·
Sulfur mengalir ke laut atau terurai menjadi gas H2S dan SO2
→ hujan
Gambar 5. Siklus Belerang (Sulfur)
Belerang
dalam tubuh organisme merupakan unsur penyusun protein. Di alam, sulfur
(belerang) terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan di udara dalam
bentuk SO atau gas sulfur dioksida. Ketika gas sulfur dioksida yang berada di
udara bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika
jatuh ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat (SO4 2- ). Kemudian ion-ion
sulfat tadi akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya.
Ketika manusia atau hewan memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur
belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia.
Ketika hewan
atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan jamur pengurai dan
menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida (H2S) yang akan dilepas ke
udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida yang ada di
udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur oksida, dan yang di tanah
oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.
e)
Siklus
Fosfor
Gambar 6.
Siklus Fosfor
· Sangat dibutuhkan untuk membentuk asam nukleat, protein, ATP
· Fosfor tidak mengalami fase gan
· Batuan yang mengandung fosfat → pelapukan → fosfat terbawa ke laut →
terbentuk sedimen
· Bakteri dan jamur → mengurai materi anorganik di tanah → fosfor → dipakai
tumbuhan
· Fosfat di tanah → digunakan tumbuhan → dimakan herbivor → dimakan karnivor
→ fosfat keluar melalui urin dan feses.
Penjelasan
Posfor merupakan elemen penting
dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP
(Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.
Posfor terdapat di alam dalam bentuk
ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi
dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk
sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung
fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut
dalam air tanah
Herbivora mendapatkan fosfat dari
tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang
dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.
Bakteri dan jamur mengurai
bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan pospor kemudian diambil
oleh tumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar